Kopi Gayo dan Toraja kini fragrancecoutureinc dinikmati di berbagai kafe premium di Eropa dan Amerika. Kerajinan rotan dari Cirebon banyak diekspor ke negara-negara Skandinavia sebagai furnitur ramah lingkungan. Skincare berbahan rempah alami buatan UMKM Yogyakarta dan Bali menjadi tren baru di kalangan konsumen Korea Selatan dan Jepang. Kain tenun dan batik premium dari Nusa Tenggara Timur dan Jawa Tengah digunakan dalam ajang fashion show internasional di Paris dan Milan.
Tantangan yang Masih Ada
Meski pertumbuhannya positif, UMKM masih menghadapi sejumlah tantangan dalam ekspor, seperti:
- Kurangnya literasi ekspor dan pengetahuan mengenai regulasi di negara tujuan.
- Keterbatasan dalam memenuhi volume dan standar kualitas produk ekspor.
- Masalah logistik dan biaya pengiriman internasional yang masih tinggi.
- Tantangan bahasa dan adaptasi pasar asing.
Namun semua tantangan ini bukan berarti jalan buntu. Justru, banyak pelaku UMKM yang mampu berinovasi dan mencari solusi kreatif—baik dengan melakukan joint production, dropshipping, ataupun dengan kolaborasi dengan eksportir besar.
Masa Depan Cerah UMKM Indonesia
Tren global saat ini sangat mendukung produk yang otentik, ramah lingkungan, dan memiliki nilai budaya tinggi. Inilah keunggulan utama UMKM Indonesia. Keunikan dan keragaman budaya nusantara memberikan nilai tambah yang tak dimiliki produk massal dari negara lain.
Dengan dukungan berkelanjutan dari berbagai pihak, ke depan UMKM Indonesia tidak hanya akan menjadi pemain lokal, tetapi juga pemain utama di pasar global. Visi “UMKM Go Global” bukan lagi impian, tapi sudah menjadi kenyataan yang terus berkembang.